Perolehan suara partai-partai Islam pada pemilu 2009 diperkirakan menurun dibanding pemilu sebelumnya. Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan perolehan suara partai Islam hanya 24 persen. Padahal tahun 2004 lalu, parpol Islam mendapat 38,1 persen suara.
Survei LSI bertajuk mengukur elektabilitas partai-partai Islam menjelang Pemilu 2009 mengambil 2.455 sampel dengan margin error plus minus 2,4 persen. Penarikan sampel dilakukan dengan metode random sampling.
"Dari survei tersebut 67 persen memilih partai non-Islam, partai Islam hanya 24 persen dan 9 persen memilih menjawab belum tahu," kata Burhanuddin Muhtadi, peneliti senior LSI saat memaparkan temuan mereka di Jakarta, Jumat (20/3).
Partai Islam yang dipilih responden antara lain PKB 5 persen, PPP (5 persen), PKS (6 persen) dan PAN (4 persen), PKNU (1 persen) dan PBB (1 persen).
Sedangkan partai non Islam yang dipilih responden, Partai Demokrat 24,3 persen, PDIP (17,3 persen) dan Golkar (15,9 persen), Gerindra (4 persen), Hanura (2 persen).
Burhanuddin menyatakan dalam sejarah Pemilu Indonesia, partai Islam memang belum pernah menjadi kekuatan mayoritas di pentas politik nasional. "Kecendrungan demikian masih berlanjut hingga tahun ini dan kemungkinan juga dalam Pemilu 2009 nanti," tutur Burhanuddin.
Tidak maksimalnya tingkat elektabilitas partai Islam, terang Burhanuddin karena pemilih muslim mempersepsikan partai non Islam lebih kompeten dengan program dan figur serta memiliki kepedulian pada rakyat. Dari survei, ujar Burhanuddin, 76 persen responden memilih masalah ekonomi dan kesejahteraan rakyat sebagai masalah yang paling mendesak untuk ditangani pemerintah. Berikutnya masalah persatuan bangsa dan pemerintahan 15 persen dan penegakkan hukum 8 persen. Sedangkan masalah moral dan agama hanya 0,8 persen.
"Pemilih muslim Indonesia pada dasarnya rasional dan partai yang lebih mampu menjaga rasionalitas ini yang akan mendapat dukungan besar dari pemilih Muslim maupun non-muslin Indonesia," jelasnya.
Ia menyarankan partai Islam harus merambah konstituen baru yang selama ini memilih partai nasionalis, jangan hanya konstituen tetapnya. "Ini artinya partai Islam harus mengeksplorasi dan menawarkan program-program untuk kesejahteraan rakyat yang lebih terukur dan tidak mengandalkan retorika sentimen keagamaan," saran Burhanuddin.
Sementara itu Sekjen DPP PPP, Irgan Chairul Mahfiz menilai hasil survei tidak sepenuhnya akurat. Ia mencontohkan pada Pemilu 2004, PPP diperkirakan dalam berbagai survei akan terlempar dari lima besar. "Nyatanya kita masih di nomor empat," kata Irgan.
Ia mengaku tidak tergoda mencari pemilih-pemilih baru. "Kita tidak akan genit-genit seperti, kita akan pertahankan pemilih tetap kita karena kita adalah partai Islam, tak ada keraguan soal identitas kita," ujarnya.
Namun Irgan, mengakui partai-partai Islam tidak tuntas dalam menelorkan program-program untuk rakyat. "Kita akui ini kelemahan kita," lanjut Irgan. (Fud/OL-06)
Sumber : Media indonesia
Jumat, 20 Maret 2009
Suara Parpol Islam Diprediksi Turun
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar